Hai teman teman!!! Alya kembali lagi nih, Alya ngelanjutin jangan sedih ley part 1. Daripada lama lama, yuk simak
“Jadi kamu Ley, orang yang selalu mengacuhkan adik ku, huh menyebalkan !” ucap kak Uly, Kakak Uhy.
“Jadi kamu Ley, orang yang selalu mengacuhkan adik ku, huh menyebalkan !” ucap kak Uly, Kakak Uhy.
Aku hanya
menunduk, apalagi yang bisa kulakukan selain menunduk.
“kakak!
Kakak jangan gitu dong!! Ley itu sahabat aku” bela Uhy sambil menarik aku pergi
dari situ.
“maafin
kakak aku ya Ley” pinta Uhy, aku hanya mengangguk, kami kemudian bermain.
“oh ya Uhy,
kemarin kan dikasih tugas bu Lya, tugas tentang,, tentang apa ya? Oh ya membuat
karangan tentang keluarga” ucap Ley sambil mengingat ingat tugas yang di
berikan oleh bu Lya.
“Astaghfirullah,
aku hampir lupa, yuk kita kerjakan!” ajak Uhy, sambil berjalan menuju rak
bukunya, dia mengambil tempat pensil dan 2 buah buku.
“tapi Uhy,
aku..” belum sempat aku bicara Uhy sudah menjawabnya.
“Nggak bawa
buku? Kamu pakai buku aku dulu aja ^^” ucap Uhy sambil meyerahkan sebuah buku
yang di beri sampul coklat, tapi buku itu di beri nama “Leyra Akhiasi Kijuhy”
artinya Uhy sudah menamai buku itu.
“makasih ya”
ucap ku yang terharu karena sikap Uhy, yang telah meyiapkan buku untukku sejak
dulu, sungguh aku sangat menyesal karena dulu mengacuhkan Uhy, padahal dia
adalah sosok sahabat yang baik.
Kami
kemudian menulis karangan bersama.
“ehmm ini
pake tanda baca apa ya?” Tanyaku kepada Uhy.
“ini pake
tanda baca koma” jawab Uhy, meskipun dia belum selesai, dia masih menjawab pertanyaanku,
dan yang paling menakjubkan, Uhy memberitahu cara cara penggunaan tanda baca
kepadaku.
“Uhy,
sebaiknya kamu selesaikan karangan kamu dulu, nanti kalau nggak selesai gimana?
Aku jadi serba salah ” ucapku memohon jepada Uhy.
Uhy lalu
tersenyum dan melanjutkan karya miliknya.
Kak Uly,
kakak Uhy yang melihatku akur dengan Uhy tampak tidak senang, sepertinya kak
Uly merencanakan sesuatu.“Alhamdulillah,
udah selesai” ucap Uhy bangga.
“Alhamdulillah
aku juga udah selesai” ucap ku juga, aku merasa lega tugas dari bu Lya, sudah
terselesaikan karena bu Lya sangat disiplin sehingga jika ada yang belum
mengerjakan tugas darinya akan dihukum berat seperti membersihkan toilet.
“oh ya Ley,
tadi kamu meminta ku untuk meneruskan karangan ku kan saat aku mengajarimu
tekhnik tekhnik menulis? Sekarang kan aku sudah selesai jadi aku ajari ya !”.
“ehmm, iya,
tapi apa kamu tidak repot?”.
“enggak kok,
aku malah senang jika kamu tidak di ejek teman-teman lain karena di kata anak
tak punya bakat” ucap Uhy yang mengecilkan volume suara “anak tak punya bakat”.
“nggak usah
di kecilkan suaranya, memang aku nggak punya bakat” ucap Ley menunduk,
sepertinya Ley menyesali nasibnya, Uhy membuyarkan lamunan Ley, dia lalu
mengambil buku yang di pegang Ley dan mulai mengajari Ley menggunakan tanda
baca.
“Ley, tanda
baca adalah konsep terpenting dalam menulis, jadi jangan sampai tanda baca kamu
salah, petik digunakan saat kamu bla bla bla, koma saat bla bla bla, seru saat
bla bla bla, titik dua saat bla bla bla dan saat kamu selesai menulis ulang
lagi membacanya barangkali setelah dibaca 2 kali ada kata yang kurang cocok”
terang Uhy .
“terima
kasih Uhy” ucap Ley seraya memeluk Uhy, sahabat barunya.
“Sama-sama”
ucap Uhy sambil tersenyum manis. Tetapi mereka tidak sadar ada sepasang mata
yang sedari tadi benci terhadap keakraban mereka.
Uhy mengajak Ley bermain
sepatu roda, Ley pun setuju dan mengambil sepatu rodanya dirumah dan segera ke
taman menyusul Uhy . Tak terasa mereka sudah bermain sepatu roda selama 1 jam.“Pulang yuk,
udah jam 1 nih” Ucap Uhy sambil mengusap peluhnya dengan sapu tangan biru
berenda miliknya. Ley hanya mengangguk dan mereka bersepatu roda untuk pulang
-kebetulan jarak rumah mereka dengan taman tidak terlalu jauh- .
***
“Ma, Ley
berngkat dulu ya sama Uhy” Ley berpamitan kepada mamanya. Kemudian dia berjalan
bersama Ley untuk menuju ke sekolah.
Pelajaran
pertama adalah pelajaran bu Lya yaitu pelajaran Bahasa Indonesia. “kumpulkan
tugas mengarang kalian” Bu Lya memerintah dengan lantang. Semua murid pun
mengumpulkan tugas mereka.
“Sekarang
sambil saya memeriksa tugas kalian, kerjakan LKS Bahasa Indonesia halaman 48-50
kalian bisa mencari jawabanya di buku BSE,Sari kata, ataupun kamus bahasa
Indonesia” sekali lagi bu Lya memerintah dengan lantang.Tak lama
kemudian...
“Leyra
Akhiasi Kijuhy! Kemari! Was wis wus ....” tampak bu Lya memarahi Ley, itu sudah
terlihat dari gaya bicaranya dan raut wajahnya. “Ada apa ya? Perasaan cerita
Ley kemarin udah aku periksa dan bagus bagus aja” ucap Uhy bingung
Ley kembali
ke bangkunya sembari menunduk, cairan bening keluar dari pelupuk mata indahnya.
“Ada apa Ley? Kenapa kamu menangis? Ada yang salah dengan ceritamu?katakan
padaku Ley” Tanya Uhy khawatir,memang seharusnya Uhy tidak langsung menghamburkan
seribu pertanyaan kepadanya
tetapi rasa khawatir Uhy membuatnya melontarkanya.“Naskahku.....
Ada apa ya dengan naskah milik Ley? simak ceritanya di Jangan Sedih Ley Part 3!
0 komentar:
Posting Komentar